Selasa, 18 Mei 2010

LIFE IS A STYLE

Nama : Dani Irawan Abadi
NPM : 17108353
Kelas : 3KA17
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Nama Tugas : Soft Skill Bahasa Indonesia, Tugas 05
Judul : Life is a Style
Dosen Pengampu : SRI SULISTIYONINGSIH







life is a style”? Atau mungkin Anda termasuk yang terinspirasi oleh motto ini?

Anda pernah mendengar motto “life is a style”? Atau mungkin Anda termasuk yang terinspirasi oleh motto ini?

Kalau Anda adalah orang Jawa, saya yakin Anda diajari motto "ajining rogo soko busono" (harga diri tercermin dari pakaian).

Coba Anda bayangkan, apa perasaan Anda ketika sedang berpenampilan perlente, semerbak mewangi, serta pakaian, sepatu, jam tangan, tas, dan lain sebagainya serba bermerek, dengan harga seabrek.

Bahkan, tidak jarang dari kita yang beranggapan bahwa agar penampilannya lebih sempurna, ia masih perlu untuk menyisipkan sebatang rokok putih di bibirnya.

Keren, glamour, dan penuh percaya diri. Kira-kira perasaan yang bergemuruh dalam jiwa kita kala itu.

Sebaliknya, bayangkan jika kita sedang berpenampilan gembel, baju compang-camping, sendal jepit, berjalan di salah satu pusat belanja tersohor di kota. Bagaimana perasaan saat itu? Mungkinkah saat itu kita bisa tampil dengan percaya diri dan tetap menegakkan kepala, apalagi membusungkan dada?

Jika kita berkunjung ke Cibaduyut, Bandung? Betapa banyak produk dalam negeri dengan mutu ekspor yang hasil penjualannya seret di pasaran dalam negeri. Program cinta produk dalam negeri senantiasa kandas, dan hanya sebatas isapan jempol sesaat, dan segera sirna.

Sebaliknya, setelah diberi label oleh perusahaan asing, berbagai produk dalam negeri menjadi begitu laku di pasar, dan tentunya dengan harga yang berlipat ganda.

Jika kita merenung sejenak, dan bertanya, “Sejatinya, harga diri saya terletak dimana? Mungkinkah harga diri saya terletak pada pakaian, sepatu, jam, dan berbagai produk lainnya?”

Bila jawabannya, “Tidak,” lalu mengapa ketika berbelanja memilih barang dengan merek-merek terkenal yang harganya seabrek? Padahal, banyak merek lain, produk dalam negeri, mutu yang sama dan tentunya dengan harga yang jauh lebih murah, tidak masuk dalam nominasi daftar belanja Anda?

Atau mungkinkah kepercayaan diri kita terletak pada sepuntung rokok yang tidak lama lagi akan Anda injak dengan sepatu kita?

Betapa sengsaranya diri kita, bila beranggapan bahwa harga diri dan kepercayaan hanya tumbuh bila melengkapi diri kita dengan berbagai produk orang lain. Sehingga bila pada suatu saat kita tidak dilengkapi dengan berbagai asesoris, Kita merasa kurang percaya diri atau bahkan rendah diri.

Bahkan, kalaupun dilengkapi dengan berbagai aksesoris mewah yang kita miliki, maka akan kembali merasakan rendah diri tatkala berhadapan dengan orang yang mengenakan asesoris lebih “wah” dibanding yang yang pernah kita kenakan.

Juga, sudah barang tentu, bila harga diri Anda terletak pada asesoris yang melekat pada diri Anda, maka tidak lama lagi harga diri Anda akan ketinggalan zaman alias “expire date”.


sumber :

Muhammad Arifin Badri, Lc. M.A., www.pengusahamuslim.com



Tidak ada komentar: